Edukasiku.net- Sesuai dengan namanya, homeless media adalah media yang tidak mempunyai rumah (kantor) selayaknya media-media konvensional. Dinamai homeless media bukan berarti mereka adalah media jurnalistik konvensional, dimana produk berita mereka mempunyai mediumnya, seperti dalam bentuk cetak (koran dan majalah), portal berita online (website dan media sosial), maupun di televisi.
Mengenal Homeless Media
Kebanyakan homeless media bermain di media sosial, dan hanya sedikit yang menggunakan website. Alasan paling logis mengapa para pemilik media tersebut memilih media sosial sebagai sarana berbagi informasi adalah biaya yang murah dan luasnya jangkauan.
Besarnya pengguna media sosial di Indonesia menjadikan medium ini cocok untuk menampung segala informasi.
Dan akun-akun tersebut berusaha masuk dan menjangkau bagian tersebut. Biasanya akun homeless menjangkau pada hal-hal yang spesifik, seperti info wisata di satu daerah, isu kesetaraan gender, dan sesuatu yang jarang tersingkap oleh media arus utama.
Fenomena homeless media bukanlah hal baru lagi di Indonesia. Wartawan Homeless media membuat produk berita selayaknya kerja-kerja jurnalis, meskipun begitu mereka bukanlah seorang jurnalis (bersertifikasi) melainkan hanya sebatas jurnalis warga.
Mereka menggunakan media sosial untuk mentransmisikan informasi, sehingga lebih mudah dijangkau oleh netizen.
Jurnalisme Warga
Adanya akun-akun homeless media juga merupakan salah satu bentuk adanya jurnalisme warga. Jurnalisme warga adalah seseorang yang bukan berlatar sebagai jurnalis, namun melakukan kerja-kerja jurnalis, meskipun tidak seprofesional jurnalis media mainstream.
Hadirnya mereka biasanya tidak bermotifkan mencari keuntungan finansial, melainkan sekadar membagikan berita terkini yang tengah terjadi pada suatu tempat. Memang produk jurnalistik dari jurnalis warga ini cukup sederhana, seperti caption yang asal-asalan ataupun beberapa kelalaian kode etik jurnalistik.
Karena tidak berlatar profesi jurnalis, pemberitaan mereka biasanya perlu diselidiki lebih lanjut agar terhindar dari misinformasi. Tak jarang dengan hadirnya jurnalisme warga yang terhimpun dalam akun homeless media, justru teramat membantu jurnalis media mainstream dalam mencari tema liputan.
Fleksibilitas mereka inilah yang membuat produk jurnalistik mereka lebih cepat dan mampu menangkap peristiwa insidental, sehingga masyarakat semakin terbantu. Selain itu yang membedakan antara media mainstream dengan media ini adalah kontributor ataupun si pengirim berita.
Dalam media mainstream, mereka mempekerjakan wartawan untuk meliput berita, berbeda halnya dalam homeless media yang memperoleh berita dari jurnalisme warga. Jadi admin dari akun tersebut bertugas untuk menghimpun aspirasi ataupun peristiwa terkini dari warga, sehingga nantinya mampu dibagikan ke platform media sosial.
Leave a comment