Edukasiku.net – Menciptakan lingkungan pendidikan tanpa tekanan merupakan hal yang sangat diimpikan bagi sekolahan ataupun di rumah. Pendidikan dan kesehatan mental merupakan hal yang berkaitan dan tentunya berdampingan guna mencapai tujuan pendidikan tersebut.
Permasalahan pendidikan sering dikaitkan dengan kesehatan mental. Keduanya memiliki isu yang akhir akhir ini terjadi dan menjadi perhatian di dunia pendidikan tentunya. Berikut beberapa pembahasan mengenai menciptakan lingkungan pendidikan tanpa tekanan.
Maraknya Kasus
Kesehatan mental siswa menjadi aspek yang penting karena hal ini dapat mendukung untuk menciptakan lingkungan pendidikan tanpa tekanan. Akhir-akhir ini kerap terjadi kasus karena adanya tekanan yang dialami siswa di dalam dunia pendidikan.
Dikarenakan ekspetasi orang tua yang menginginkan anaknya tersebut mendapatkan hasil yang terbaik juga nilai yang tinggi karena orang tua tidak menginginkan anaknya mendapatkan nilai dibawah rata rata. Oleh karena itu, anak tersebut akan mendapatkan konsekuensi atas apa yang didapatnya dengan kemarahan orang tua tersebut.
Saat orang tua menekankan kehendaknya tanpa kemauan anak tersebut akan memicu sebuah tekanan bagi anak tersebut. Semua orang tua memang ingin memberikan semua hal yang terbaik bagi anaknya. Tapi tidak semua orang tua memastikan kepada anak tersebut apakah anak itu merasa bahagia terhadap pilihan yang diberikan atau malah sebaliknya?
Salah satu tokoh perlindungan anak Indonesia yaitu kak Seto Mulyadi mengungkapkan bahwa “Belajar akan memberikan dampak positif dan hasil yang efektif. Jika, belajar dalam suasana yang menyenangkan tanpa beban dan tanpa tekanan. Anak Indonesia mengalami depresi sebesar 13% karena mendapatkan tekanan orang tua selama belajar di rumah.”
Oleh karenanya, menciptakan lingkungan pendidikan tanpa tekanan perlu diperhatikan lebih dalam. Dan agar bisa dijadikan suatu kebiasaan yang positif.
Dampak Tekanan
1. Depresi
Karena tekanan yang ada dan tekanan yang berlebihan membuat anak tersebut menjadi kehilangan rasa percaya diri karena sudah berusaha sebisa mungkin tapi tetap tidak merasa cukup atas hasil yang telah dicapai anak tersebut. Bahkan sampai berfikir tidak ingin melanjutkan hidup dibandingkan harus menjadi seorang siswa yang sempurna, berprestasi, dan menjadi panutan.
2. Mudah Emosional
Karena perasaan yang tidak bisa diungkapkan tersebutlah yang memicu pelampiasan emosional ini berkembang. Tekanan yang tidak dapat dibendung dapat membuat pelampiasan atas apa yang dirasakan dengan mengungkapkan ekspresi amarahnya terhadap orang lain. Hal ini juga dapat memicu bentuk perundingan dengan alasan yang tidak jelas.
3. Kehilangan Motivasi
Karena terus ada tekanan untuk menjadi anak yang berprestasi, setiap anak merasa trauma dan semakin terkikis jiwa motivasinya untuk selalu belajar. Hal ini bisa memberikan dampak berupa kehilangan semangat belajar.
Bagaimana Mengatasinya?
Setiap anak memang dasarnya senang belajar dan cerdas. Setiap anak senang belajar karena keinginannya sendiri tanpa tekanan dari orang lain.
Menciptakan lingkungan pendidikan tanpa tekanan adalah suatu hal yang wajib dilakukan oleh orang tua maupun guru. Disisi lain, sebaiknya orang tua dapat membimbing anak dengan cara yang efektif dan kreatif agar anak tersebut enjoy ketika belajar. Berikut 5 cara mengatasi:
1. Komunikasi yang terbuka.
2. Berikan ruang bagi anak untuk bersantai dan berikan aktivitas yang menyenangkan.
3. Menghargai setiap hasil yang telah dicapai.
4. Berikan dukungan yang positif
5. Jangan membandingkan dengan hasil orang lain.
Semua pihak harus memperhatikan kesehatan mental setiap anaknya. Pendidikan memang tidak boleh berhenti pada keadaan apapun dan pendidikan harus tetap dilakukan dengan penuh rasa cinta.
Setiap anak harus menjalani apa yang dilakukan sebagai hal yang menyenangkan untuk semangat belajar dan lihat proses pada usahanya serta mengapresiasi apa yang telah didapatnya. Jangan lupa untuk selalu memberikan ruang untuk menjaga Kesehatan mental serta emosional dengan dukungan yang tepat.
Demikian pembahasan mengenai menciptakan lingkungan pendidikan tanpa tekanan. Hendaknya orang tua maupun guru dapat membiasakan hal tersebut untuk anak didiknya agar lebih enjoy dalam menempuh pelajaran.
Penulis: Lusiana Dwi Wulandari
Editor: Ghina Shelda Aprelka
Leave a comment