Pernah mengalami culture shock saat masuk kuliah?
EDUKASIKU.NET- Siswa dan mahasiswa sering dianggap sama hampir oleh semua orang, termasuk siswa SMA yang akan menempuh dunia mahasiswa sering menganggap bahwa siswa dan mahasiswa sama saja, perbedaannya hanya terletak pada tempat dan lembaga yang jelas memiliki tempat dan nama berbeda.
Dengan demikian, seringkali siswa merasa kesulitan saat beradaptasi di fase mahasiswa. Banyak yang sering merasa kebingungan dan salah dalam beberapa hal. Itu hal wajar dan kamu nggak sendirian.
Kondisi tersebut sering disebut dengan istilah culture Shock. Mengutip dari artikel Analytical Theory : Gegar Budaya (Culture Shock), istilah ini dapat diartikan sebagai fenomena yang umumnya dialami setiap orang yang melintasi budaya tertentu.
Hal ini terjadi sebagai reaksi atas perbedaan yang ada seperti pakaian, rasa, nilai hingga bahasa yang baru dimiliki oleh orang tersebut. Biasanya orang yang mengalami culture shock akan berada pada kondisi tidak nyaman secara emosional dan fisik.
Oleh karena itu artikel akan membahas mengenai culture shock Siswa saat jadi mahasiswa secara singkat, padat dan jelas tentunya. Kira-kira apa aja nih yaaa? Simak sampai selesai ya.
Baca Juga Nilai-Nilai Kehidupan Dalam Buku “ Tentang Kamu” Karya Penulis Tere Liye
1. Materi Kuliah : tidak ada batasan bahan materi; Kelas Pengganti: tidak ada jam kosong
Ini dia, saat SMA guru rapat kalian akan bebas bukan?. Jika kalian menjadi mahasiswa setiap jam mata kuliah yang bertabrakan akan diganti dengan hari lain bahkan di hari libur jika tidak ditemukan hari yang pas ada hari kerja.
2. Soal ujian yang lebih bervariasi
Ujian yang disediakan perguruan tinggi mayoritas essay , namun dalam beberapa tugas kita akan diberikan tugas proyek yang menghasilkan luaran seperti video, makalah, artikel dan lain-lain. Pilihan ganda sayangnya akan sulit kalian temukan jadi sangat penting untuk memahami materi perkuliahan, karena jawabannya tidak akan bisa ditebak.
3. presentasi adalah hal yang pasti dilakukan
Jika saat SMA, presentasi mungkin hanya dilakukan pada mata pelajaran tertentu dan bersifat sekali-kali, maka di dunia perkuliahan kamu akan menemukannya lebih sering. Amir setiap mata kuliah selalu menyelipkan presentasi dan diskusi aktif untuk menambahkan poin. Jadi jika kalian memiliki sedikit masalah di public speaking kalian akan dipaksa untuk berbicara. Pilihannya ada dua, melakukan sekenanya dan menjadikan ini penghalang atau membuat ini jadi peluang dan buka bakat kalian yang baru.
4. Circle pertemanan lebih mengikat
Masa SMA, mungkin kita cenderung membentuk circle juga tapi pilihan untuk berteman di luar lingkaran pertemanan tadi masih bisa dilakukan. Jika di kuliah ini akan sulit sebenarnya dilakukan. Walaupun masih bisa, ini biasanya akan sulit dan cenderung tersingkir dari lingkaran awal. Pokoknya adalah carilah dengan benar lingkungan yang kita inginkan. Jangan ragu, ini waktu mencari pertemanan yang kalian impikan
5. menjadi Komting adalah privilege
Komting bisa dikatakan ketua murid di bangku perkuliahan, namun fungsi nya lebih banyak dibandingkan ketua murid. Komting memang memiliki segudang tanggung jawab dan harus memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik dengan semua orang namun bagi kalian yang tertarik ini bisa jadi sarana latihan untuk mengembangkan kemampuan bersosialisasi.
Cara mengatasi Culture Shock
- Berpikiran terbuka, tapi tetap berikan batasan. Ini yang penting, buatlah tujuan dan jangan lari dari itu. Jangan terlalu kaku tai jangan melanggar keyakinan diri. Apapun tempatnya kamu adalah kamu, kamu tak perlu berubah menjadi mereka.
- Bersosialisasi adalah hal yang harus, jadi cobalah lakukan. Jika memang tak bisa , tak apa teruslah menjadi baik
- Cari lingkungan yang positif. Ini poin penting, lingkungan akan membentukmu, jangan ragu keluar ya jika kamu merasa itu buruk.
Jadi, itulah perbedaan antara masa SMA dan Kuliah. Juga gambaran culture shock yang dialami seorang mahasiswa yang sedang transisi dari masa SMA.
Penulis: Ai Afifah
Leave a comment