Home Buku Nilai-Nilai Kehidupan Dalam Buku “ Tentang Kamu” Karya Penulis Tere Liye
Buku

Nilai-Nilai Kehidupan Dalam Buku “ Tentang Kamu” Karya Penulis Tere Liye

Share
Nilai-Nilai Kehidupan Dalam Buku “ Tentang Kamu” Karya Penulis Tere Liye
Gambar: Facabook Tere Liye
Share

Edukasiku.net- Tere Liye merupakan nama pena dari penulis asal indonesia. buku-bukunya selalu menghasilkan karya yang khas dan memiliki makna yang mendalam.

Penggambaran yang detail juga kosakata yang padu membuat buku karya penulis tere Liye selalu digemari pecinta buku nusantara. Salah satunya buku yang berjudul Tentang Kamu.

Kisahnya bergulir dengan menyayat hati, tragedi, kebahagian, segalanya tentang jatuh bangun Sri ningsih terjawab. Kisah inspiratif ini memberikan banyak nilai-nilai yang dapat diambil. Artikel ini akan membahas mengenai mengenai hal tersebut.

Sekilas tentang Buku “Tentang Kamu”

Buku ini menceritakan mengenai kisah perjalanan Zaman Zurkanain yang merupakan pengacara dari firma hukum terkenal di London. Firma hukum Thompson & Co., yang berlokasi di Belgrave Square, London, mendapat mandat untuk menangani pembagian warisan seorang perempuan bernama Sri Ningsih. 

Sri Ningsih ditemukan meninggal di sebuah panti jompo di Paris, meninggalkan harta berupa 1% saham di sebuah perusahaan multinasional dengan nilai mencapai 1 miliar poundsterling.

Kekayaan Sri Ningsih yang sangat besar membuat kasus ini menjadi prioritas bagi Zaman, yang bertanggung jawab menemukan ahli warisnya. Jika tidak ada ahli waris yang ditemukan, aset tersebut berpotensi jatuh ke tangan pemerintah Inggris atau bahkan menjadi rebutan firma hukum lain yang berusaha mengklaim kekayaan tanpa pemilik yang sah.

Perjalanan dimulai dari Zaman memulai penyelidikannya dari panti jompo di Paris, tempat Sri Ningsih menghabiskan hari-hari terakhirnya. Di sana, ia bertemu dengan Aimee, seorang petugas panti yang menyerahkan sebuah diary milik Sri Ningsih. Buku harian itu menjadi petunjuk awal bagi Zaman dalam menelusuri masa lalu Sri, dimulai dari sebuah tempat yang disebut dalam halaman pertamanya—Pulau Bangin.

Pulau Bangin, yang terletak di Sumbawa, Indonesia yang dihuni oleh masyarakat berprofesi sebagai nelayan. Pulau ini memiliki populasi yang padat dan juga dikenal sebagai destinasi wisata. Zaman pun berusaha menemukan seseorang yang dapat menceritakan kehidupan Sri Ningsih pada tahun 1940-an, untuk mengungkap jejak masa lalunya dan mencari tahu siapa yang berhak atas warisannya.

Baca Juga Nilai Moral Dalam Buku “Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin”  Karya Tere Liye

Nilai-Nilai Sosial dari Buku “Tentang Kamu”

Berdasarkan dari artikel yang berjudul “Nilai-Nilai Sosial Dalam Novel Tentang Kamu Karya Tere Liye Kajian Sosiologi Sastra” menyebutkan bahwa nilai sosial yang ada dalam buku tere liye di antaraya adalah :

1. Sabar

Sabar dapat dikatakan sebagai  suatu sikap bijaksana dengan menahan emosi dan segala keinginan dari apapun dan terus bertahan dalam situasi yang sulit dengan lapang dada. Sri menunjukkan sifat sabar dalam kutipan berikut ini : 

“Sri meremas jemarinya. Matanya basah. Dia lapar sekali. Apalagi setelah berjuang mengambil air bersih di seberang. Tidakkah ibu tirinya sedikit saja mau mengasihaninya? Tidakkah ibunya sekali saja mau peduli padanya? Sri menggigit bibir, segera mengusir pikiran jelek yang melintas di kepalanya. Tidak apa, tidak apa… sri menunduk membujuk hatinya, setidaknya tilamuta mala mini tidur dengan perut kenyang. Itu lebih dari cukup. Dulu bapaknya berpesan, selain selalu patuh pada ibunya, agar dia menjaga Tilamuta.” (Liye, 2016:122-123) 

2. Patuh

Patuh merupakan sikap hormat dan sopan yang umumnya ditujukan kepada orang yang lebih tua. Dalam novel, hal ini tercermin pada karakter Sri Ningsih, yang selalu menaati perintah ibu tirinya. Sikap patuh yang dimiliki Sri Ningsih mencerminkan nilai sosial yang positif, karena sebagai anak, sudah seharusnya kita menghormati dan tidak menentang orang tua.

Namun, realitas saat ini menunjukkan bahwa banyak anak cenderung membantah orang tua mereka. Hal ini berbanding terbalik dengan nilai kesopanan yang seharusnya dijunjung tinggi, sebagaimana tergambar dalam kutipan berikut.

 “ kamu ambil air bersih di seberang pulau sekarang juga! Aku tidak mau tahu. Nusi Maratta meraih jeriken kosong, melemparkannya ke arah Sri, ‘dan ……………

Bergegas, Sri!!! Kamu menunggu apa lagi? Nusi meraih tongkat rotan, mengancam. Tidak ada pilihan bagi Sri, dia harus melaksanakan perintah ibu tirinya, dia meraih jeriken.” (Liye, 2016:118)

3. Pemaaf 

Pemaaf merupakan salah satu nilai sosial yang mencerminkan kesediaan seseorang untuk memberi maaf kepada orang lain. Sikap ini menunjukkan kemampuan untuk mengampuni kesalahan tanpa menyimpan kebencian atau keinginan untuk membalasnya.

Dalam novel, sikap pemaaf terlihat pada karakter Sri Ningsih saat ia menyelamatkan ibu tiri dan adik tirinya dari kebakaran yang melanda rumah mereka. Meskipun telah diperlakukan dengan kasar, Sri Ningsih tidak memiliki sedikit pun niat untuk membalas dendam. Sikapnya mencerminkan ketulusan hati dan kebesaran jiwa, sebagaimana tergambar dalam kutipan berikut.

 “ayo, Ibu! Ikut aku! Selamatkan adikmu, Sri. Suara Nusi Maratta bergetar.Sri menatap wajah ibu tirinya. 

4. Membantu orang lain

Sikap saling membantu antar sesama merupakan nilai yang penting untuk diterapkan dalam kehidupan. Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan bantuan orang lain dalam berbagai aspek kehidupan. Hal ini tercermin dalam karakter Sri Ningsih, yang menunjukkan kepeduliannya dengan membantu orang lain, salah satunya melalui pemberian pekerjaan.

Sri Ningsih memiliki jiwa sosial yang tinggi, karena ia pernah mengalami kesulitan serupa—saat tinggal di Jakarta selama enam minggu tanpa pekerjaan. Pengalaman tersebut membuatnya memahami pentingnya berbagi kesempatan dengan mereka yang membutuhkan. Sikap altruistiknya terlihat jelas dalam kutipan novel berikut. 

“ Rencanaku sekarang semakin banyak. Aku belum pernah sesemangat ini, Nur. Aku mengajak anak-anak tetangga untuk ikut bekerja, membantu di dapur, juga mendorong gerobak berjualan. Seru sekali bisa memberikan pekerjaan kepada orang lain, apalagi mengingat dulu setiba di Jakarta aku harus mati-matian mencarinya.” (Liye, 2016:234-235)

5. Bekerja keras 

Bekerja keras adalah sikap pantang menyerah dalam menghadapi tantangan dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Sikap ini sangat penting untuk diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, karena dapat membawa seseorang menuju kesuksesan.

Dalam novel, Sri Ningsih menunjukkan keteguhan dan kerja kerasnya. Ia selalu yakin bahwa setiap pengorbanan yang dilakukannya akan membuahkan hasil. Kepercayaannya terhadap usaha dan ketekunan menjadi contoh inspiratif bagi banyak orang. 

“kerja keras tidak pernah menghianati hasil, Nur. Tiga bulan sejak rilis pertamanya, sabun ‘Rahayu’ laris manis. Toko-toko yang dulu menolak menjualnya, sekarang mengirim pesanan. Supermarket, pusat perbelanjaan yang dulu enggan mendisplay produk itu, sekarang meletakkannya di rak terdepan. .”(Liye, 2016:262)

Novel yang penuh haru dan menguras air mata, sempat terbesit, apakah orang seperti sri benar ada didunia nyata?. Tak perlu mencari, mari kita tanamkan nilai baik ini dalam diri dan terus menjadi orang baik yang membuat dunia terasa lebih baik.

Penulis: Ai Afifah

Editor: Muhammad Rohman

Share

Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Articles
Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
Buku

Nilai Moral Dalam Buku “Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin”  Karya Tere Liye

Edukasiku.net- Novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin karya Tere Liye...

Novel Bergenre Fantasi
Buku

Rekomendasi Novel Bergenre Fantasi yang Wajib Kamu Baca Minimal Sekali Seumur Hidup

EDUKASIKU.NET – Membaca novel bergenre fantasi menjadi menjadi solusi paling asyik jika...

Buku Bajakan adalah Penistaan terhadap Kaum Intelektual
Buku

Buku Bajakan adalah Penistaan terhadap Kaum Intelektual 

Edukasi.net- Apa itu buku bajakan? Sebelum itu pembaca yang budiman, pernahkah teman-teman...